Jumat, 04 Desember 2009

PETISI PENGHAPUSAN KOLOM AGAMA PADA KTP

Telah banyak korban yang berjatuhan karena penyalahgunaan kolom agama di KTP oleh orang –orang yang tidak bertanggungjawab di Indonesia. Hal ini semakin membuat negara kita mengalami disintegrasi. Kami menyadari bahwa selama ini banyak perang terjadi karena masalah agama seperti di Lebanon, dimana kolom agama di KTP telah membawa malapetaka yang menelan ribuan jiwa hingga pemerintah mereka menghapuskannya.

Maka dengan semangat menjaga Keutuhan Bangsa Indonesia dan Menjunjung Pancasila maupun UUD 1945, kami yang bertandatangan dibawah ini setuju untuk menghapus kolom agama di KTP untuk mencegah disintegrasi bangsa dan diskriminasi sipil atas nama agama.

Damai Indonesia ! Indonesia Jaya !



Berdasarkan Konferensi Pers 1 Maret 2007 ( Bila Diperlukan )

Tokoh Muhammadiyah Dawam Rahardjo menilai, “Pengadaan kolom agama pada KTP mendatangkan lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaat. Jadi karena itu perlu dihapus. Kita ini Bangsa Indonesia.” Karena menurutnya penghapusan kolom itu tidak berarti penghapusan identitas.

Mama Lauren menyatakan turut berjuang dalam penghapusan kolom agama. “Yang kita perlukan sekarang adalah kesadaran. Kita masih memakai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika. Bila kita kembali ke Pancasila, semua ini tak akan terjadi,”tuturnya

Bapak Anand Krishna memberikan alasan, “Kenapa issu KTP yang diungkit, karena pencantuman kolom agama pada KTP adalah senjata yang kita berikan pada orang yang tidak bertanggungjawab. Berdasarkan itu mereka bisa saling bunuh-membunuh. Kenapa kita harus beri senjata? Jadi, kita tarik dulu senjatanya sambil kita menciptakan kesadaran. Pikiran lalu dirubah.”

Lebih lanjut Bapak Anand Krishna menambahkan, “Apa yang dapat kita pelajari dari pengalaman negara Pakistan, bahwa radikalisme yang terjadi di negeri kita ini juga awalnya terjadi dari hal-hal kecil. Kelihatan tidak apa-apa, tapi sedikit-sedikit akan terjadi radikalisasi dan nantinya akan mengantar bangsa kita ke mana? Kita tidak bisa membayangkan.” Beliau memberi contoh, dengan memisahkan anak-anak sewaktu pelajaran agama, seorang anak yang berbeda keyakinannya akan merasa berbeda dari yang lainya. Saat itu telah terjadi penanaman bibit perpecahan.

0 komentar:

Posting Komentar